Oleh Jusuf AN
Bacalah mantra itu tujuh kali dengan suara nyaring, yakinkan sepenuhnya bahwa anda sedang menulis draf, lalu lihat apa yang terjadi. Mantra ajaib itu saya temukan di blog AS Laksana. Petikan mantra itu adalah penggalan dari mantra hipnotis diri yang lebih panjang. Tetapi membaca mantra pendek itu saja sudah cukup membantu jari-jari kita yang kaku dan pikiran kita yang beku menjadi lincah dan cair.
Kenapa hal tersebut bisa terjadi? Bisa jadi karena kita telah berhasil mengalahkan musuh yang bersarang dalam diri kita sendiri: Ketakutan! Kita takut kalau tulisan kita buruk. Kita takut kalau tulisan kita tidak selesai. Kita takut kalau tulisan kita menjadi kontroversi dan lain sebagainya. Ketakutan itulah yang membuat jari-jemari kita kaku dan pikiran kita beku. Kita kerap lupa ada tahapan editing. Kita lupa membedakan dan memisahkan dua proses dalam mengasilkan karya tulisan, yakni menulis dan mengedit.
Menulis dan mengedit adalah dua hal yang berbeda dan terpisah. Orang begitu lancar berbicara karena ia tidak begitu memperhatikan kesalahan ucap, dan tata bahasanya. Demikian pula, anda akan menjadi lancar saat menulis ketika anda tidak mempedulikan kesalahan ketik, penulisan huruf kapital, tanda baca, dan hal-hal teknis seputar menulis. Ada waktunya anda untuk memperbaiki tulisan yang sudah anda buat itu nanti.
baca juga: Rahasia Produktif MenulisDengan membedakan proses menulis dan mengedit sebenarnya ada banyak manfaat bisa kita dapat. Selain kita menjadi lebih lancar dalam menumpahkan gagasan, kita juga menjadi lebih lega karena mengeluarkan apa yang ingin kita sampaikan tanpa dibebani hal-hal lain. Lebih dari itu, menulis saja tanpa dibarengi mengedit membuat anda dapat menulis lebih cepat, santai, dan bahagia.
Proses menulis sebagaimana tersebut di atas sangat cocok dalam menulis cerpen, novel, atau karya sastra yang lain, meski bisa juga digunakan untuk menulis karya ilmiah. Dalam penulisan karya sastra, penulis baiknya memang melibatkan emosinya, sehingga proses mengedit sembari menulis akan sangat menganggu. Sementara dalam penulisan karya ilmiah, yang kerap diperlukan penulisan referensi di tengah-tengah penulisan memang cukup menganggu kelancaran menulis. Yang bisa dilakukan adalah dengan mengosongi bagian-bagian tertentu yang di sana dibutuhkan referensi.
Misal, ketika anda sedang berurusan dengan soal definisi ‘metodologi’, maka anda bisa mengetik,
Metodologi berasal dari kata....... (cek kamus)
Cukup di situ dan anda akan melanjutkan menulis. Ketika tiba-tiba anda membutuhkan pendapat pakar untuk memperkuat pendapat anda, maka anda bisa mengetik:
Menurut...... (cek buku)Pada tahap pengeditan anda tinggal membuka buku-buku yang anda butuhkan sembari menajamkan analisis dan gagasan anda.
Ya. Apa yang saya sampaikan tersebut teknis betul. Tapi kadang-kadang kita membutuhkan keterangan teknis macam itu, meski tidak selalu harus setuju. Dan percayakan anda, tulisan 1 halaman kertas kuarto font 11 ini saya tulis dalam waktu 20 menit. Setelah tulisan ini selesai, saya membiarkannya, dan baru membuka kembali keesokan harinya untuk mengedit dan mempublishnya.
Saya kira anda perlu mencoba mantra ajaib itu. Bisa anda memulai dengan menulis di kolom komentar di bawah ini.
0 Komentar